en_US English version

    RBS SBR dalam forex

    Strategi RBS SBR Trading pada dasarnya adalah bagian dari teknik price action, yang merupakan fungsi lanjutan dari level S/R dalam perdagangan forex. S/R adalah strategi trading yang ampuh, sehingga bisa membantu trader retail untuk entry dengan tepat.

    Namun sayangnya, Trader retail masih menggunakan S/R secara baku, sehingga mereka gampang terjebak oleh persepsi mereka sendiri. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas secara detail mengenai trading mengunakan level S/R dengan cara aman.

    Masalah yang sering terjadi saat trading pada zona S/R

    Pada umumnya, Trader masih kebingungan untuk mencari lokasi zona S/R terkuat, yang bisa menahan harga dan membuat reversal. Mereka telah mencoba zona S/R dari semua chart mulai dari M1 – sampai monthly, namun masih tetap salah dan mengalami kerugian.

    Belum lagi adanya konflik trend pada masing-masing time frame, yang seringkali berjalan sendiri-sendiri tanpa petunjuk jelas kemana arah tujuannya. Tidak hanya itu, lokasi entry selalu menjadi target manipulasi, sehingga hal tersebut sering mengacaukan rencana trading dari trader retail.

    Zona S/R aman dalam perdagangan forex

    Pada umumnya banyak trader yang telah memahami fungsi dasar dari S/R, namun belum banyak mengetahui lokasi aman untuk entry. Lokasi tersebut adalah level S/R yang berubah fungsi, contohnya support yang awalnya kuat, namun kemudian menjadi resistance.

    Selain itu, lokasi entry yang aman tersebut adalah level S/R yang di dalamnya terdapat blok pesanan dari market maker. Untuk memudahkan pembahasan strategi RBS SBR Trading ini, sebaiknya kita recap ulang pemahaman dasar tentang support dan resistance.

    Support (bottom)

    Secara harfiah level support memiliki arti sebagai penopang atau landasan, yang lokasinya berada di bawah harga. Level support memiliki fungsi utama sebagai berikut:

    • Pijakan untuk naik lebih tinggi.
    • Mencegah harga turun dari batas rendah yang ditoleransi.
    • Zona demand untuk mengajukan permintaan atau pembelian

    Resistance (Top)

    Sebaliknya level resistance memiliki arti harfiah sebagai pegangan atau atap, yang lokasinya berada di atas harga. Fungsi utama dari resistance adalah sebagai berikut:

    • Mencegah harga melambung melebihi batas ketinggian yang ditoleransi.
    • Zona supply untuk penjual dan penawaran.

    Strategi SBR RBS Trading

    Strategi RBS SBR Trading

    Strategi SBR RBS Trading adalah price action lanjutan pada level support atau resistance yang telah beralih fungsi. Pergantian fungsi level dari resistant menjadi support dan sebaliknya, memiliki kekuatan yang lebih besar, di banding dengan fungsi dasarnya.

    • Level support ketika menjadi level resistance, sama artinya dengan uptrends menjadi downtrend. Selanjutnya, trader retail bisa enty sell pada saat harga kembali ke level resistance (yang sebelumnya adalah support) atau OTE fibonacci.
    • Proses ini sama persis dengan level resistance ketika berubah fungsi menjadi level support. Selanjutnya trader retail bisa entry buy pada saat harga kembali ke support (yang sebelumnya adalah resistance) atau setidaknya pada OTE fibonnaci.

    SBR RBS pada angka bulat

    Lokasi terkuat untuk level SBR RBS adalah ketika harga berada pada level angka bulat, karena level ini memberikan pengaruh psikologi. Selain itu, prosedur entry dari market maker adalah memanfaatkan level angka bulat, agar mereka bisa dengan mudah mengontrol semua order yang mereka miliki.

    Sebelum level SBR RBS terbentuk pada angka bulat, market maker biasanya akan menggunakan siklus sebagai berikut:

    1. Breakout level signifikan pada whole number major
    2. Retrace (kembali ke level WNR sebelumnya)
    3. Reversal atau rejection pada level signifikan (WNR).
    4. FMC : gagal melanjutkan trend setelah terjadi breakout

    Baca juga:  Whole number forex trading (A6) UPDATED

    Untuk indikator WNR silahkan download di sini, untuk penjelasan cara menggunakan indikator baca: Indikator round number strategy

    Breakout level signifikan

    Lokasi level tersembunyi yang terbukti sering menjadi area perdagangan bagi market maker, adala level Whole Number Mayor. Siklus WNR terdiri dari 4 level dengan jarak setiap level adalah 0.02500pip ( gold 250 pip) yang disebut sebagai level kuarter.

    Apabila harga berhasil breakout pada level kuarter, maka proses breakout tersebut valid sebagai SBR RBS Trading. Selanjutnya MM akan melakukan retracement, untuk mengambil order pada RBS yang berada pada level kuarter sebelumnya.

    Catatan: aturan  keberhasilan breakout pada level kuarter, adalah sebagai berikut:

    • Candle breakout pada level kuarter tidak boleh diikuti oleh candle berlawanan arah, yang akhirnya memakan candle breakout.
    • Konfirmasi breakout pada level kuarter WNR, pada dasarnya terjadi pada chart daily. Level kuarter WNR yang juga termasuk dalam level WNM, bisa menggunakan chart H4 untuk mendapatkan konfirmasi.
    • Retracement setelah terjadi breakout (harga kembali ke level kuarter sebelumnya).

    Retracement untuk SBR RBS Trading

    Aktivitas retracement pada dasarnya terjadi karena beberapa pengaruh, sebagai berikut:

    • Meningkatnya aktivitas profit taking pada saat harga mendekati level support atau resistance.
    • Ketika harga berhasil breakout level signifikan, hal tersebut secara otomatis akan membuat volume transaksi menurun.
    • Setelah breakout biasanya pasar menjadi sideway, karena market maker berencana untuk retracement pada trend semula. Hal tersebut mereka lakukan agar mereka bisa mengambail order yang masih segar.

    Berdasarkan strategi WNR Trading, retracement adalah aktivitas susulan, yang di lakukan setelah berhasil breakout pada setiap level kuarter. Tujuan retracement tersebut adalah kembali ke order block, yang ada pada level 2500 pip sebelumnya.

    Berikut adalah adalah contoh siklus pergerakan harga, pada level Whole Number Mayor, dengan rincian sebagai berikut:

    • Pergerakan harga di mulai dari A sebagai level transisi yang berada pada 1.20000, harga kemudian berhasil breakout level kuarter pada 1.17500 (B).
    • Dari B harga melakukan retracement mengambil order pada level kuarter sebelumnya (C) pada harga 1.20000.
    • Berikutnya untuk meletakan order block pada harga 1.17500, market maker harus membuat breakout baru pada level kuarter (D) pada harga 1.12500.
    • Dari D harga retrcement menuju E pada 1.17500 untuk mengambil sell order (E).
    • Proses ini akan terus berlanjut sampai harga berhasil mencapai target pada 1.10000 (level transisi).

    Penolakan dan reversal pada SBR RBS Trading

    Tidak semua level S/R memiliki efek penolakan atau pembalikan arah yang kuat, karena hal tersebut tergantung dari tujuan trading dan lokasi harga. Berikut beberapa tujuan kuat dari market maker, ketika mereka memutuskan untuk melakukan penolakan atau reversal.

    • Market maker membuat pola reversal untuk mendukung aktivitas retracement agar harga bisa mencapai block pesanan sebelumnya
    • Mereka melakukan penolakan ketika harga menyentuh lokasi entry pada order block sebelumnya.
    • Lokasi reversal terkuat adalah pada level transisi WNR (0.10000). Berdasarkan WNR trading, pergerakan harga setelah mencapai 0.10000 pip akan kembali ke level transisi sebelumnya. Oleh sebab itu mereka akan melakukan reversal pada level transisi (Pelajari mengenai hal ini pada Whole number forex trading)

    Setup Entry SBR BRS Trading

    Awal mula pembentukan reversal, retracement dan juga FMC pada level signifikan, selalu di awali dengan terjadinya pola manipulasi. Biasanya pola manipulasi tersebut berbentuk breakout, yang kemudian di susul dengan rejection dalam waktu bersamaan.

    Oleh sebab itu, trader harus bisa bersabar menunggu aktivitas manipulasi, sebelum entry  pada level WNR. Dalam SBR RBS trading, ada beberapa setup entry yang memiliki probabilitas tinggi, seperti sebagai berikut:

    • Pola Buy Stop Loss (BSL) di resistance untuk sell.
    • Berikutnya pola Sell Stop Loss (SSL) di level support untuk buy.
    • Pola FMC atau harga gagal melanjutkan trend sesuai dengan arah breakout sebelumnya.

    Buy Stop Loss (Liquidity) pada zona S/R

    Bagi trader emosional, zona S/R umumnya mereka gunakan sebagai lokasi untuk reversal, padahal tidak selalu demikian sistem kerjanya. Contohnya: kadangkala MM sengaja membuat support pendek yang dekat dengan resistance utama agar mudah di breakout, setelah mereka membuat manipulasi.

    Buy stop loss (liquidity) adalah setup untuk downtrend dengan siklus sebagai berikut:

    1. Harga menyentuh resistace (X) untuk pertama kali.
    2. Harga kemudian melakukan retracement untuk entry buy terakhir.
    3. Aktivitas manipulasi pada level SBR RBS (level WNR) dengan aktivitas breakout dan rejection secara bersamaan.
    4. Selanjutnya harga berhasil breakout pada low Market Structure pada arah berlawanan.
    5. Posisi entry sell pada area OTE Fibonacci atau paling jauh ke area resistance (X).
    Strategi RBS SBR Trading
    Buy Stop Liquidity (BSL)

    Sale Stop Loss liquidity pada zona S/R

    Adakalanya dalam beberapa kasus, Market Maker melakukan manipulasi terhadap fungsi dasar support, untuk menjebak persepsi trader terhadap arah pergerakan harga. Gambar berikut adalah setup untuk reversal uptrend, yang menggunakan setup SSL.

    Strategi RBS SBR Trading
    Sale stop liquidity (SSL)

    Pada dasarnya proses pola Sell Stop Loss (liquidity) sama dengan pola Buy Stop Loss (liquidity), namun hanya perlu di balikkan saja.

    Baca juga: BSL SSL trading: likuidasi Stop Loss

    Pola FMC (harga gagal melanjutkan trend)

    FMC yang dikenal juga sebagai fail to return, adalah termasuk dalam kategori setup reversal. Setup ini pada umumnya terjadi ketika harga mencapai S/R atau SND pada level WNR.  Namun sayangnya, harga tidak mampu melanjutkan trend sebelumnya, meskipun telah terjadi breakout pada level signifikan sekalipun.

    Selain itu, market maker kadang kala menindak lanjuti aktivitas manipulasi pada S/R, dengan menggunakan konfirmasi pola FMC yang enggan untuk melanjutkan trend. Pola FMC memiliki 2 jenis setup, seperti FMC bearish dan bullish.

    Setup untuk bullish FMC

    formation of FMC uptrend
    1. Harga berhasil breakout level signifikan pada level WNR. (Breakout ini bisa berupa full breakout atau false breakout).
    2. Setelah breakout atau false breakout, harga membuat retracement untuk mengambil order sell.
    3. Namun order sell tersebut tidak mampu breakout low untuk membuat lower low, sebagai upaya untuk melanjutkan downtrend.
    4. Kegagalan melanjutkan trend, akhirnya diikuti dengan pergerakan harga yang berhasil breakout pada high terakhir. Hal ini kemudian menyebabkan harga kehilangan sell momentum.
    5. Pola ini adalah valid FMC, Posisi buy pada saat harga kembali ke area OTE atau pada candle order block.
    Strategi RBS SBR Trading

    Setup untuk bearish FMC

    Sebaliknya setup bearish FMC adalah untuk revesal downtrend pada level signifikan, silahkan di balik saja prosedur yang ada pada bullish FMC. Gambar di bawah adalah contoh pergerakan downtrend yang menggunakan pola bearish FMC.

    FMC Downtrend
    Bearish FMC on chart

    Demikian kira-kira artikel mengenai Strategi RBS SBR trading, semoga bisa memberikan informasi dan membantu trader retail untuk bisa mendapatkan profit secara konsisten.

    Feature image : Image by mindandi on Freepik

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *