Mengenal level signifikan
Sekarang mari kita bahas teknik trading menggunakan level support resistance penting, yang terdapat dalam trading forex. Pada umumnya Level signifikan tidak sulit untuk ditemukan dalam chart, karena level tersebut memang digunakan oleh market maker untuk memancing minat trader retail.
Trends pergerakan harga
Sebelum mambahas level signifikan, kita harus memahami terlebih dahulu tentang trend. Trend adalah arah pergerakan harga yang terbentuk setelah buyer/seller berhasil menembus harga tertinggi/terendah sebelumnya.
Selanjutnya seller atau buyer akan melakukan pengetesan pada level yang tertembus sebagai konfirmasi perubahan arah pergerakan harga. Test tersebut juga digunakan untuk memperoleh informasi tentang kekuatan dari level signifikan tersebut.
Baca juga: Forex candlestick pattern : rahasia profit konsisten (2)

Hubungan trend dengan level signifikan
Uptrend dinyatakan valid karena memiliki struktur kenaikan, dengan rentang harga terendah sampai pada harga tertinggi. Sebaliknya, downtrend menjadi valid apabila memiliki struktur penurunan, dengan harga tertinggi sampai terendah.
Level higher high atau lower low terpenting dari market sturecture, pada dasarnya selalu berada pada level signifikan yang berbeda pada setiap chart. Perbedaan tersebut terjadi karena siklus trend pada TF kecil, merupakan reaksi (retracement) dari ekspansi (breakout) yang terjadi pada TF besar.

Penjelasan gambar A1: Periode siklus pergerakan harga dalam multi time frame. Garis hitam adalah pergerakan pada TF besar, sedangkan garis merah adalah pergerakan pada TF kecil
Lokasi level support resistance penting
Selain berfungsi untuk membendung harga pada level terendah atau tertinggi, level signifikan juga berfungsi sebagai target pencapaian dan konfirmasi perubahan arah.
Level signifikan terketak pada dua lokasi, pada dasarnya lokasi terkuat berada pada TF besar (harian dan di atasnya), Kemudian level signifikan yang berfungsi sebagai konfirmasi pergerakan trend pendek berada pada TF kecil (H4 dan di bawahnya). Level-level support dan resistance yang penting dalam grafik trading adalah sebagai berikut:
- High, low, open, close candle pada chart daily, weekly dan monthly.
- Whole Numbers Mayor (TF besar), Whole Number Minor (TF kecil)
- Range antara high dan low dan sebaliknya (TF besar dan kecil).
Perlu di perhatikan semakin besar TF, maka level tersebut akan menjadi semakin kuat. Oleh sebab itu, trader retail harus mendapatkan informasi mengenai level signifikan pada time frame besar sebelum memasuki pasar.
Level support
Selain berfungsi sebagai lokasi untuk melakukan pembelian, support adalah ‘garis pertahanan’ bagi buyer, oleh karena itu support tidak boleh jebol. Berikut adalah contoh garis support yang berbentuk channel dalam chart perdagangan.

Apakah Anda bisa melihat seller tidak mampu menembus garis kuning, yang akhirnya membuat harga terus naik?. Pada lingkaran kuning itu, terlihat seller berusaha beberapa kali menekan harga lebih jauh ke bawah, namun selalu gagal untuk breakout ke bawah.
Level resisten
Selanjutnya bagaimana dengan level resistance?. Pada dasarnya, fungsi kerja dan fundamentalnya adalah kebalikan dari level support., berikut adalah contoh resistance yang ada pada gambar.

Seperti yang Anda lihat pada uptrend channel pada gambar di atas, buyer mengalami penurunan momentum untuk membuat harga jauh lebih tinggi dari level sebelumnya. Pertanyaan: jika melihat pola pergerakan harga pada gambar di atas, kira-kira menurut anda kubu mana yang kemudian akan memegang kendali.
Kesimpulannya ada banyak tindakan yang bisa di ambil pada saat harga berada pada level support resistance penting. Namun sebelum mengambil tindakan pastikan terlebih dahulu apakah ada sinyal konfirmasi atau tidak, berikut sinyal untuk melakukan trading forex.
Confluence dalam perdagangan forex
Confluence adalah sinyal kuat dari kombinasi beberapa analisa, yang kemudian menunjukkan keseragaman sinyal pada area tertentu.. Saat terjadi confluence pada level signifikan, Anda akan memiliki peluang lebih baik sebelum memasuki pasar dengan probabilitas menang yang tinggi.
Misalnya ketika harga mencapai resistance, kemudian muncul hanging man candle dengan shadow yang panjang, maka hal tersebut dianggap sebagai confluence. Sekarang mari kita lihat beberapa konsep level support/resistance penting lainnya…
Double Top atau Double Bottom

Formasi double top atau double bottom terjadi, ketika harga berusaha untuk menembus area support atau resistance sebelumnya lebih dari sekali. Contohnya seperti pada gambar diatas yang memperlihatkan formasi double bottom.
Perhatikan saat harga pertama kali menyentuh support, harga mengalami penolakan dengan sedikit kenaikan. Sesaat kemudian, seller meletakan entry yang membuat harga turun kembali untuk melakukan retest pada support namun gagal breakout.
Kegagalan dalam breakout pada support sebelumnya menyebabkan terbentuknya formasi double bottom, sehingga membuat buyer percaya diri untuk memasuki pasar. Keyakinan buyer tersebut membuat momentum uptrend menjadi semakin kuat, yang akhirnya melesat ke atas tanpa ada pause sejenak.
Formasi harga Triple Top / Triple Bottom

Triple top atau bottom pada dasarnya mirip dengan double top/bottom. Namun, dalam triple top atau bottom, harga mencoba untuk menguji resistensi S/R sebanyak tiga kali. Jika harga gagal menembus sebanyak tiga kali, maka area tersebut adalah level ‘ yang sangat kuat’.
Kekuatan support atau resisten yang berhasil menolak breakout beberapa kali, akan memberikan pengaruh psikologis sebagai kekuatan tambahan terhadap reversal. Namun trader retail harus berhati-hati karena S/R seringkali menjadi area manipulasi dari market maker untuk likuiditas.

Oleh karena itu, formasi double atau tripple bottom yang valid, harus memiliki pergerakan arah berlawanan yang berhasil breakout pada high market structure terdekat. Selajutnya, agar terhindar dari formasi palsu, trader retail sebaiknya menunggu BMS kedua sebelum melakukan entry.
Sentimen pasar yang membentuk pola pergerakan harga
Agar berhasil dalam melakukan trading forex, trader retail harus memahami pola pergerakan harga yang terjadi pada chart (di atas daily lebih baik). Pola pergerakan harga faktanya adalah manifestasi dari sentimen pasar, yang kemudian dirangkum dalam formasi candlestick.
Pola pullback
Pada dasarnya siklus pergerakan harga terdiri dari ekspasi (breakout), retracement, entry dan yang terakhir adalah mengambil keuntungan. Retracement atau pullback berfungsi untuk mengembalikan harga pada trend semula, agar bisa mengambil order.
Selain itu pullback juga digunakan untuk menguji kekuatan level yang telah berubah fungsi dari support menjadi resistance atau sebaliknya. Retest terhadap S/R bisa terjadi 2 sampai 3 kali, yang kemudian di sebut sebagai double/triple top/bottom yang telah di sebutkan di atas.

Pola Rejection
Pada awalnya, Formasi ini terjadi pada saat seller atau buyer mengalami kegagalan pada saat berusaha untuk menembus S/R pada TF besar atau round number. Selanjutnya konfirmasi penolakan menjadi valid, apabila harga berhasil breakout pada H/L market structure terdekat pada arah berlawanan.

Terkadang meskipun penolakan sudah terkonfirmasi dengan adanya break di H/L market structure terdekat, market maker masih melakukan manipulasi harga. Manipulasi yang di lakukan dengan membuat pullback panjang seperti formasi double/triple pada top atau bottom.
Pola reversal candlestick
Selanjutnya saya akan menjelaskan kepada Anda pola candle reversal, yang seringkali digunakan sebagai sinyal terjadinya pembalikan trends.
Bullish dan bearsih Engulfing
Pola candle ini disebut dengan pola ‘engulfing’, dimana candle terakhir menutupi seluruh candle sebelumnya. Ketika pola candle ini berada pada level support resistance yang signifikan, kemungkinan besar harga akan bergerak ke arah candle terakhir.

Engulfing merupakan indikasi awal sebagai confluence yang mengkonfirmasi kekuatan S/R, keberadaan engulfing membuat pembeli percaya diri untuk memasuki pasar.
Akan tetapi tidak selalu pola engulfing memberikan sinyal seperti fungsinya, contohnya terkadang seller bisa menembus level support meskipun telah terjadi bullish engulfing. Hal ini bisa terjadi karena:
- Buyer terlalu lemah untuk menjaga level support.
- Market maker melakukan manipulasi level dengan membuat bullish engulfing, karena level support tersebut tidak fresh dan sudah pernah ditembus sebelumnya.
Oleh sebab itu trader harus melakukan analisa pasar melalui timeframe besar, agar memahami gambaran besarnya. Berikut adalah contoh bagi Anda untuk lebih memahami konsep ini:
Study kasus

Di sini, kita dapat melihat bahwa harga telah mencapai level support yang signifikan sebanyak dua kali, yang ditandai dengan lingkaran warna kuning.
Pada percobaan ketiga, mulai terbentuk bullish engulfing sebagai sinyal reversal (disorot dengan lingkaran merah). Hal ini mengidentifikasi bahwa buyer mulai banyak yang tertarik untuk masuk pasar dan tidak ingin harga jatuh jauh lebih murah lagi.
Seperti yang Anda ketahui, harga kemudian naik dengan percaya diri untuk mencoba membalikkan arah trend.
Piercing line dan dark cloud cover.
Sekarang mari kita pelajari 2 pola candle reversal lainnya, 2 pola reversal candle ini pada dasarnya memiliki kesamaan fungsi seperti bullish atau bearish engulfing pada level R/S.

Bullish Engulfing dan pola Piercing line menunjukkan bahwa harga cenderung memantul dari level support. Sedangkan Bearish Engulfing dan Dark Cloud Cover menunjukkan bahwa harga cenderung mengalami penolakan dari level resistance.
Dibandingkan dengan engulfing, pola candle ini tidak terlalu kuat karena body candle berikutnya hanya menutupi 60% dari bentuk candle sebelumnya. Meskipun demikian, piercing line dan dark cloud cover bisa digunakan sebagai analisa untuk memprediksi pembalikan harga.
Latihan mencari level signifikan
Selanjutnya mari kita berlatih, pertama lihatlah chart forex dan kemudian cobalah untuk mencari contoh level signifikan yang telah dijelaskan diatas.
*Ingat: Pola reversal candle hanya berlaku jika berada pada level signifikan. Jika Anda melihat formasi di atas pada pasar yang sideway, sebaiknya abaikan saja.