- Support Resistance
- OTE fibonacci
- RBS/SBR
- Level Round number
- Apabila terjadi penolakan pada level open/harga tertinggi (sumbu high dari candle), kemudian harga breakout low market structure terdekat. Dalam hal ini, trader retail bisa sell pada harga tertinggi atau pada level open.
- Alternatif lain, harga mengalami penolakan saat retest level close/sumbu terendah, kemudian harga breakout low market structure terdekat. Dalam hal ini, trader retail bisa sell pada level close, sumbu terendah atau OTE fibonacci.
- Pertama-tama terjadi akumulasi pada pasar Asia, setelah pergerakan downtrend yang panjang.
- Kemudian pada pasar London terjadi breakout pada low di area akumulasi, yang disusul dengan manipulasi pada candle low daily sebelumnya.
- Tahap terakhir trader retail menunggu BMS pada TF M15 untuk “entry1”, dan di susul dengan “entry2”.
- Harga breakout pada resistance.
- Untuk mengubah fungsi resistance menjadi support, harus ada konfirmasi berupa breakout lanjutan pada high pertama pada chart yang bersangkutan.
- Entry buy di letakkan pada OTE Fibonacci atau menunggu manipulasi pada area SBR, setelah itu baru melakukan entry.
- Harga breakout pada support.
- Untuk mengubah fungsi support menjadi resisten, harus ada konfirmasi rejection dengan breakout low sebelumnya.
- Entry bisa menunggu manipulasi atau entry pada OTE Fibonacci.
- Rentang whole number mayor adalah 0.10000 pip (gold 1000.00 pip). Rentang ini kemudian dikenal sebagai level Transisi.
- Level transisi terbagi dalam seperempat pergerakan harga dalam 0.02500 pip (gold 250.00 pip). Siklus pergerakan dalam rentang ini adalah level quarter.
- Filter setengah pergerakan berada pada 0.05000 pip (gold 500.00 pip) kemudian disebut sebagai level medium.
- Harga harus berhasil breakout pada level quarter
- Setelah berhasil breakout, harga akan di upayakan untuk kembali ke level quarter sebelumnya, yang bertujuan untuk mengambil order.
- Breakout level quarter
- Rejection pada level quarter
- Pertama-tama, pada time frame kecil terjadi false breakout, penolakan atau harga tidak bisa mencapai level quarter.
- Selanjutnya harga berhasil breakout low pada market structue yang ada pada TF lebih kecil.
- Entry sell diletakkan pada resistance terdekat atau OTE fibonacci.
- Terjadi manipulasi pada level quarter dibawah, seperti false breakout, penolakan atau harga tidak mampu mencapai level quarter yang berperan sebagai support. Manipulasi sebaiknya terjadi pada chart daily.
- Selanjutnya harga berhasil breakout pada high terdekat pada chart daily atau TF H4.
- Entry buy dilakukan pada saat harga kembali pada level quarter atau OTE fibonacci. Sinyal entry berupa penolakan pada level quarter atau level support pada H4,
- Harga berhasil breakout pada level 1.1500 beberapa hari lalu.
- Pergerakan uptrend yang terjadi, adalah retracement untuk mengambil sell order pada SBR daily.
- Sell order pada level whole number 1.17500.

Apa itu level psikologis forex?

Level psikologis forex adalah level signifikan, yang berfungsi sebagai decision point untuk menentukan arah pergerakan harga selanjutnya. Ada beberapa lokasi level psikologi yang digunakan oleh Market Maker, sebagai decision point untuk trading harian atau swing.
Namun sayangnya, tidak banyak trader retail yang mengetahui lokasi level signifikan tersebut dalam chart perdagangan. Hal tersebut akhirnya membuat Trader Retail sering melakukan kesalahan, dalam menentukan arah pergerakan harga dan sentimen pasar.
Kekurangan trader retail tersebut akhirnya dimanfaatkan oleh Market Maker, untuk membuat manipulasi pada level signifikan. Dalam hal ini, market maker akan membuat level signifikan palsu untuk menarik retail trader agar bertransaksi pada level tersebut.
Level signifikan sebagai area liquidity
Fungsi dasar dari level support atau resistance dalam perdagangan forex adalah untuk mencegah harga bergerak lebih tinggi atau lebih rendah. Oleh sebab itu, level signifikan akan membatasi pergerakan harga untuk jangka waktu pendek, sedang atau lama.
Namun, Trader retail secara naif selalu memakai lokasi S/R tersebut untuk entry, meskipun sebenarnya level tersebut memiliki resiko yang tinggi. Hal ini di sebabkan oleh keputusan emosional dari retail trader untuk segera mendapatkan keuntungan dengan cepat.
Di sisi lain, market maker menggunakan fungsi utama dari S/R sebagai umpan untuk menjebak persepsi trader retail. Ini adalah salah satu penyebab yang pada umumnya selalu membuat trader pemula mengalami kerugian besar.
Lokasi strategis untuk liquidity
Biasanya Market Maker sengaja membuat level S/R terlihat secara jelas dalam chart, sebagai lokasi entry. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Market Maker sengaja membuat S/R tersebut bisa menarik minat trader retail untuk melakukan transaksi.
Setelah jumlah trader retail terkumpul dengan banyak pada level signifkan, maka market maker akan melakukan manipulasi. Berikut beberapa lokasi level strategis dalam trading forex, sebagai area manipulasi yang sangat menguntungkan..
Selain dari keempat level di atas, “level signifikan” lainnya yang juga sering menjebak trader retail adalah retail support resistance (RSR). Pada dasarnya, level ini sama sekali bukan berasal dari strategi trading market maker, melainkan terbentuk dari reaksi trader retail.
Retail support resistance (RSR)
RSR adalah area ‘probabilitas tinggi’ berdasarkan asumsi dari trader retail, yang sering menjadi acuan bagi mereka untuk meletakkan entry. Pada dasarnya, RSR terbentuk karena batasan waktu dan sentimen pasar pada suatu time frame tertentu.
Tekanan waktu dan sentimen pasar akhirnya membentuk candlestick pada chart, yang kemudian di gunakan oleh trader sebagai acuan trading. Salah satu strategi tersebut adalah melakukan entry berdasarkan level high/low dan open/close berdasarkan rentang candle sebelumnya.
Contoh strategi trading yang menggunakan level RSR, adalah teknik congestion yang mengacu pada candle sehari sebelumnya. Strategi trading ini sangat cocok bagi trader yang ingin melakukan scalping, untuk mendapatkan keuntungan dengan cepat.
Strategi congestion untuk level signifikan intraday

Congestion trading merupakan teknik scalping yang menggunakan Level signifikan, yang umumnya terdapat pada high/low dan open/close dari rentang candlestick sebelumnya. Dalam hal ini, candlestick utama yang di gunakan sebagai panduan trading adalah candle sehari atau seminggu sebelumnya.
Untuk melakukan teknik congestion trading secara aman, sebaiknya menggunakan minimal candle daily sebagai acuan kerja. Namun jika ingin melakukan teknik scapling, agar bisa mendapatkan keuntungan dengan cepat minimal gunakan chart H4.
Scalping dengan menggunakan H1 sebagai acuan sangat riskan, karena pergerakan harga pada chart H1 terlalu choppy dan menjebak. Jika ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai teknik scalping, silakan baca : Strategi Scalping Forex yang aman.
Setup congestion trading
Berikut ini adalah setup entry berdasarkan candle harian atau mingguan yang bearish. Sedangkan untuk candle bullish prosesnya sama, hanya perlu dibalik saja. Setup congestion trading pada dasarnya, menggunakan level pembukaan, penutupan, tertinggi dan terendah pada sehari atau seminggu sebelumnya.
Idealnya level open/close dan sumbu tertinggi/terendah dari candle bearish, adalah melakukan penolakan breakout pada candle berikutnya. Lokasi entry sell untuk bearish congestion trading ada 2 bagian, dengan rincian sebagai berikut:
Sebaliknya, apabila harga berhasil breakout pada sumbu high dari dari bawah, maka pergerakan harga menjadi berubah arah. Dalam hal ini, trader harus melakukan buy pada saat harga kembali ke OTE fibonacci atau pada pada level open.
Akumulasi, manipulasi dan distribusi (AMD)
Penjelasan lengkap mengenai teknik akumulasi, manipulasi dan distribusi silahkan baca pada artikel: Akumulasi manipulasi distribusi trading forex (A8)
Gambar bawah adalah contoh untuk siklus pergerakan harga dalam 1 hari, yang menggunakan pola AMD untuk pergerakan uptrend. Trading dengan menggunakan teknik AMD, jauh lebih santai dan bisa menghindari jebakan, karena awal trading di mulai setelah terjadi manipulasi.

Trading intrady dengan level psikologis forex
Untuk memulai trading harian, trader harus melakukan mapping pada TF daily atau weekly terlebih dahulu, berikut contoh mapping menggunakan 2 candle sebagai acuan kerja.

Mapping pada chart H4 menggunakan rentang candle weekly sebelumnya, sebagai acuan kerja dan untuk memetakan level psikologis forex yang terdapat pada candle weekly. Blok warna hijau pada gambar adalah level high dan close weekly, sedangkan warna magenta adalah level open dan low weekly.

Gambar di atas adalah pemetaan pada TF H1 berdasarkan acuan pada candle daily sehari sebelumnya, dengan kombinasi chart weekly. Sedangkan Blok warna merah pada gambar adalah area high dan close daily dan blok warna biru adalah area open dan low daily.
Entry mengunakan AMD

Melanjutkan proses mapping pada H4 dan H1 diatas, selanjutnya trader retail perlu mempersiapkan setup entry menggunakan teknik AMD. Ingat!. Congestion maupun AMD trading pada dasarnya berdiri sendiri, dan tidak ada hubungan dengan trend pada TF besar.
Meskipun teknik congestion atau AMD berdiri sendiri, trader retail harus tetap memperhatikan pola market structure utama. Karena pada dasarnya congestion atau AMD adalah teknik scalping, maka trader harus mengetahui lokasi target profit yang layak.
Contoh trading kali ini, kami menggunakan setup uptrend, sedangkan untuk setup bearish silakan dibalik prosesnya. Anda bisa melihat contoh trading pada gambar di bawah ini.

Gambar di atas adalah kombinasi trading menggunakan teknik AMD dan congestion trading pada time frame M15. Seperti yang telihat pada gambar, terjadi rejection pada level open weekly. Setelah itu harga berhasil breakout pada high market structure M15 dan kemudian melejit.
RBS SBR sebagai level psikologis forex
Level psikologi forex yang tergolong kuat adalah RBS/SBR, area ini pada awalnya adalah support dan resistance biasa saja. Area tersebut kemudian berubah fungsi dari support menjadi resistance atau sebaliknya, karena level tersebut tidak mampu menahan pergerakan harga pada masing-masing level.
Peralihan fungsi tersebut akhirnya membuat RBS/SBR menjadi level psikologis forex yang sangat kuat. Namun meskipun tergolong kuat, tidak berarti harga secara langsung akan mengalami penolakan saat mencapai level tersebut.
Seringkali pergerakan harga justru melewati RBS SBR terlebih dahulu, sebelum akhirnya kembali ke arah yang sebenarnya. Hal seperti ini sering terjadi pada TF kecil, mulai dari M1 sampai H1 yang penuh dengan manipulasi.

Seperti yang terlihat pada gambar di atas, setelah terjadi pergantian fungsi support menjadi resisten, maka tekanan dari seller menjadi semakin kuat. Hal ini di manfaatkan oleh Market Maker untuk melakukan manipulasi, karena pada level SBR tersebut terdapat banyak stop loss.
Probabilitas = Liquidity
Tidak ada yang pasti pada trading forex, karena market maker akan selalu mencari peluang untuk bisa melakukan likuiditas. Selanjutnya, lokasi terbaik untuk melakukan likuidasi, adalah pada area S/R, OTE Fibonacci, round number dan bahkan order block.
Area entry yang terlihat jelas dengan probabilitas tinggi pada TF di bawah daily, membuat trader retail tergiur untuk meletakkan entry. Volume entry yang meluap pada level signifikan, berbanding lurus dengan jumlah stop loss, hal inilah yang menjadi incaran oleh market maker.
Oleh sebab itu, RBS atau SBR pada TF H4 kebawah lebih sering menjadi area likuidasi, sebelum market maker melanjutkan trend sebenarnya. Trading mengenai stop loss hunter bisa baca di artikel: Likuiditas forex trading, rahasia stop loss hunter (A3
Entry di level SBR RBS
Jika sinyal pada teknik AMD berawal dari aktivitas manipulasi, maka sinyal pada SBR RBS berawal dari breakout atau rejection pada level tersebut. Namun alangkah baiknya jika trader retail bisa bersabar menunggu konfirmasi terlebih dahulu, untuk menghindari sinyal palsu pada level signifikan.
Sinyal Breakout/reversal pada level SBR RBS sebaiknya berdasarkan dimana level tersebut berada, dengan formasi candle yang sesuai dengan chart tersebut. Misalnya trader retail menggunakan resistance H4 untuk trading, maka yang bisa melakukan breakout atau rejection adalah candle H4 itu sendiri.
Untuk mengurangi jarak stop loss, trader retail bisa menggunakan chart kecil untuk melakukan entry. Misalnya, harga berhasil breakout pada level S/R yang terdapat pada chart H4. Ketika harga kembali untuk retest, harga mengalami penolakan berdasarkan chart H4.
Pada dasarnya, siklus pergerakan harga dari mulai breakout sampai pada penolakan yang terjadi pada chart H4 adalah konfirmasi. Dalam hal ini, trader retail bisa melakukan entry dengan menggunakan chart yang lebih kecil, daripada harus menunggu entry pada chart H4.
Pola breakout atau rejection pada level psikologis forex

Breakout adalah keinginan dari buyer atau seller untuk mengubah level perdagangan menjadi lebih mahal atau lebih murah. Berikut adalah peraturan untuk menentukan pola breakout pada level RBS SBR adalah valid atau tidak. Contoh untuk penjelasan berikutnya adalah uptrend, sedangkan untuk downtrend cukup di balik saja.
Sebaliknya, pola reejection adalah reaksi dari buyer atau seller pada SBR atau RBS yang tidak menginginkan harga melanjutkan perjalanannya. Untuk penjelasan kita menggunakan pola downtrend, sedangkan untuk setup uptrend, silahkan di balik.

Kedua gambar di atas adalah contoh pergerakan harga secara sederhana, dimana pada real trading bisa terjadi pola pergerakan yang berbeda-beda. Yang penting adalah melakukan pemetaan lokasi level signifikan terlebih dahulu, setelah itu bisa bersabar menunggu konfirmasi.
Round number sebagai level psikologis forex

Angka bulat adalah inti dari perdagangan forex yang sebenarnya, karena round number mempengaruhi pergerakan harga secara signifikan. Selanjutnya, trategi forex yang memanfaatkan round number disebut sebagai whole number trading.
Pada dasarnya, siklus pergerakan whole number trading adalah 0.02500 (gold 250.00) pip dan 0.10000 (gold 1000.00) pip. Siklus yang besar ini merupakan strategi dari market maker, agar mereka bisa memiliki ruang yang cukup untuk perputaran harga. Berikut adalah sistem trading pada whole number:
Penjelasan lengkap mengenai whole number trading silahkan baca pada artikel: Whole number forex trading

Level quarter
Quarter adalah level psikologis forex yang kuat, yang menjadi acuan siklus pergerakan harga bagi market maker dalam bertransaksi. Dalam perdagangan forex, Market Maker memiliki masalah mendasar dengan entry mereka, yang umumnya memiliki volume yang sangat besar.
Masalah tersebut memaksa mereka untuk memecah order dalam beberapa posisi, dengan nilai volume transaksi lebih kecil dari sebelumnya (order block). Agar setiap order block tersebut bisa tereksekusi dengan mendapatkan keuntungan yang sama, maka MM membuat siklus pergerakan harga lebih panjang.
Oleh sebab itu, market maker akan berusaha keras untuk membuat harga terus bergerak sampai mencapai 0.02500 (gold 250.00 pip), dengan siklus sebagai berikut:
Level medium
Pada dasarnya level medium berfungsi sebagai konfirmasi pergerakan harga dalam setengah rentang dari level whole number mayor. Apabila harga berhasil melakukan breakout pada level medium, maka itu adalah petunjuk bahwa harga bertujuan untuk menuju ke level transisi.
Dalam beberapa kasus, pergerakan harga bisa melesat sampai 0.05000 pip, tetapi ini bukan sebagai konfirmasi untuk menuju ke level transisi. Jika hal ini terjadi, maka harga akan kembali ke level yang menyebabkan pergerakan tersebut, seperti pada contoh gambar di bawah.

Level Transisi
Dalam perdagangan forex, level transisi merupakan level psikologis forex yang paling kuat. Level quarter pada dasarnya merupakan tujuan dari siklus pergerakan harga. Level transisi memiliki 2 filter, yang berlokasi di atas dan bawah level transisi, masing-masing dari filter tersebut berjarak 0.02500 (gold 250.00) pip. Kedua filter ini berfungsi sebagai konfirmasi, untuk menentukan arah pergerakan harga selanjutnya.
Level transisi yang berhasil
Berikut adalah contoh untuk downtrend continuation pada level transisi, sedangkan untuk uptrend continuation cukup di balik saja.

Contoh gambar diatas yang menunjukan pola downtrend continuation. Harga berhasil breakout level quarter kedua (D), setelah breakout pada level transisi sebelumnya (B). Entry (E) dilakukan pada setelah terjadi manipulasi pada level transsisi.
Keberhasilan Market Maker dalam memecah ketiga level tersebut, membuat downtrend berlanjut dengan tujuan ke level transisi lebih murah. Hal tersebut akhirnya mengubah level perdagangan kedepan, dari level mahal ke level yang lebih murah.
Penolakan level transisi

Setelah berhasil breakout pada level transisi (B), namun ternyata harga gagal menembus level quarter di atas level transisi (D). Akibatnya, harga membuat penolakan dengan pola FMC, yang kemudian berhasil breakout pada level quarter yang berada di bawah level transisi.
Kegagalan ini mengakibatkan reversal dengan target ke level transisi sebelumnya. Trader retail bisa meletakan entry lawan arah (F) pada level transisi, setelah terjadi manipulasi atau penolakan.
Setup entri pada angka bulat untuk swing trading
Swing trading dengan menggunakan teknik whole number trading, minimal menggunakan chart daily sebagai analisa, untuk eksekusi bisa menggunakan TF lebih kecil. Ada 2 setup yang bisa di gunakan untuk melakukan trading pada level quarter:
Paragraf berikutnya adalah penjelasan setup entri pola uptrend untuk swing trading. Sedangkan untuk pola downtrend, trader retail bisa membalikan proses dari pola uptrend.
Breakout level signifikan

Seperti pada contoh gambar di atas, untuk setup uptrends harus terjadi breakout pada level quarter (BWR) terlebih dahulu. Setelah harga berhasil breakout pada level WNR, maka trader ritel akan mendapatkan 2 peluang trading.
Entry pertama adalah mengikuti pola retracement (sell) yang terjadi pada TF kecil, dengan target level quarter sebelumnya. Berikut adalah setup entry untuk mengikuti pola retracement sell pada TF kecil:

Entry kedua adalah mengikuti pola uptrend, pada tahap ini trader harus menunggu harga kembali ke level quarter yang ada di bawah. Dalam hal ini, Entry buy pada level quarter bisa menggunakan TF kecil, namun harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Rejection level signifikan

Seperti pada contoh gambar, aksi rejection telah di mulai pada support (1.12500), dengan adanya aktivitas manipulasi (SSL). Namun rejection tersebut menjadi valid setelah harga breakout pada level quarter (BWR) pada harga 1.15000.
Trader retail bisa melakukan 2 entry setelah terjadi rejection, yaitu retracement dan entry mengikuti arah BWR. Cara melakukan entry yang aman, seperti yang telah di jelaskan sebelumnya.

Gambar atas adalah contoh reversal dan rejection pada level transisi, yang membentuk pola downtrend pada komoditi emas yang menggunakan TF weekly. Untuk entry bisa menggunakan TF H4 sampai M15, dengan teknik yang telah di jelaskan sebelumnya.
Contoh Intraday trading
Jika Anda ingin memakai whole number trading untuk intraday trading, maka Anda harus menunggu breakout atau rejection pada level quarter terlebih dahulu. Setelah breakout, Anda bisa membuat setup pada H1 dan entry pada M15.
Anda bisa menggunakan teknik AMD untuk memasuki pasar pada chart M15. Gambar di bawah adalah contoh setup dengan menggunakan teknik congestion dan AMD trading.

Keterangan gambar di atas adalah sebagai berikut:
Trading di mulai dengan melakukan mapping pada chart H4, yang menggunakan candle weekly sebelumnya, sebagai referensi arah harga kedepannya.

Selanjutnya pada chart H1, trader retail harus membuat mapping berdasarkan 1 candle sehari sebelumnya, mapping ini untuk menentukan sentimen pasar. Lokasi entry berada pada level 1.17500 yang merupakan area support become resistance.
Untuk mendapatkan sharp entry, trader bisa menggunakan mapping di atas pada chart M5, dengan menunggu breakout pada low market structure pada M5
Untuk indikator WNR silahkan download di sini.
Sedangkan cara menggunakan indikator bisa baca pada artikel : Indikator round number strategy
Feature image : Image by Freepik