- Pertama-tama, mereka akan membuat breakout pada level resistance terlebih dahulu. Breakout ini berfungsi sebagai bukti permintaan yang kuat.
- Kemudian mereka membuat retracement agar harga kembali ke demand area.
- Ketika harga berada pada area support atau demand, mereka akan membuat rejection yang disusul dengan breakout pada H/L terdekat.
- Market maker melakukan penjualan sebelum harga menyentuh area demand. Sell ini akhirnya breakout pada zona demand tempat trader retail melakukan pembelian
- Setelah itu, mereka meletakkan order buy dengan volume lebih besar, yang kemudian berhasil breakout resistance terdekat.
- Order buy yang besar ini akan membentuk candle pinbar sebagai decision point.

Apakah Anda masih menggunakan indikator untuk mengambil keputusan entry?, jika benar, pertimbangkan teknik berdasarkan candle pinbar sebagai decision point. Kenapa? Karena Market Maker mengambil keputusan entry berdasarkan lokasi signifikan, yang menyebabkan penolakan atau breakout berupa candle pinbar.
Baca juga: Trading forex profit konsisten, merapat yuk!
Apa itu candle pinbar sebagai decision point
Candle pinbar secara umum adalah candle dengan bodi pendek, namun memiliki shadow ekor yang sangat panjang. Candle pinbar memiliki arti sebagai penolakan dalam 1 pergerakan, yang terjadi saat harga berusaha untuk melakukan breakout pada level signifikan.
Apabila trader melihat candle pinbar tersebut di TF kecil, maka market structure yang terlihat seperti head and shoulders atau quasimodo. Ada beberapa nama untuk candle tersebut tetapi Anda tidak perlu menghafalkan, yang penting Anda memahami sentimen yang mempengaruhinya.
Beberapa sumber mengatakan bahwa bentuk atau warna pinbar tidak terlalu penting. Namun kami menegaskan, sebaiknya pinbar sesuai dengan warna dan bentuk dari tujuan candle itu sendiri.

Lokasi signifikan candle pinbar sebagai decision point
Pada dasarnya, harga tidak berbalik secara tiba-tiba karena pengaruh indikator yang kemudian membentuk pinbar. Akan tetapi, harga kemungkinan akan BERBALIK pada level harga yang penting. Lagi pula akan sangat riskan sekali bagi Bank Sentral, apabila tergantung kepada indikator untuk memasuki pasar.
Level signifikan dalam trading forex pada dasarnya, adalah lokasi potensial yang telah diatur oleh market maker untuk memasuki pasar. Lokasi tersebut akhirnya sering sekali menjadi lokasi penawaran dan permintaan dalam perdagangan forex.
Lokasi entry potensial yang digunakan oleh Market Maker biasanya adalah whole number. Sebagai contoh: pola pinbar weekly pada perdagangan emas yang terjadi sebelum candle mencapai harga 2000. Kandil pinbar tersebut gagal melakukan penolakan, karena lokasi penolakan tidak tepat.
Untuk strategi whole number bisa baca di : whole number trading.

Pola Candle pinbar
Namun ada satu hal yang perlu diwaspadai, tidak semua broker memiliki pergerakan harga yang sama sehingga bentuk candlenya berbeda. Perbedaan pergerakan harga tersebut sering terjadi pada lokasi signifikan, karena lokasi tersebut adalah area likuidasi dari Market Maker.
Sebagai upaya untuk menyikapi perbedaan ini, formasi penolakan pada level signifikan tidak harus berbentuk sebagai candle pinbar. Akan tetapi formasi penolakan breakout tersebut bisa dengan adanya 1 candle berlawanan arah (engulfing).
Selain itu, bentuk formasi penolakan bisa terdiri dari 2 candle atau lebih, yang memiliki pola sebagai candle pin bar di chart besar. Contohnya seperti pada gambar di bawah. Candle warna merah dan hijau adalah candle chart H1, yang akhirnya membentuk candle pin bar (warna biru) H4.

Peran harga terhadap candle pinbar sebagai decision point
Pada dasarnya, pergerakan harga berdasarkan indikator, pola candle atau market structure selalu memiliki siklus yang berbeda pada setiap Time frame. Sehingga hal tersebut, sering membuat trader retail kebingungan ketika mengambil keputusan untuk mengikuti arah yang benar.
Berbeda dengan harga yang merupakan faktor utama dalam trading forex, yang mampu mempengaruhi seluruh time frame. Selain itu, perubahan trend dalam trading forex, hanya terpengaruh oleh strategi penawaran dan permintaan dari Market Maker. Sehingga membuat reaksi breakout dan penolakan terjadi secara bersamaan pada level tertentu.
Keputusan entry dari market maker
Tujuan utama Market Maker dalam perdagangan forex, adalah untuk menciptakan pasar dan menjaga keseimbangan harga perdagangan. Untuk tujuan tersebut MM memiliki beberapa strategi keputusan entry dalam menghadapi respon negatif maupun positif dari pelaku pasar.
Pada dasarnya trader retail bisa menggunakan pinbar pada chart H4 keatas, sebagai petunjuk adanya penolakan dari pihak lawan. Pola penolakan ini adalah indikasi kuat, bahwa market maker akan memasuki pasar pada saat harga kembali ke area pinbar tersebut.
Untuk memudahkan penjelasan mengenai keputusan entry Market Maker, kami menggunakan uptrend sebagai contoh sedangkan proses downtrend adalah kebalikannya. Mari kita lanjutkan pembahasan candle pinbar sebagai decision point pada area demand.
Keputusan entry pada area demand
Ketika Market Maker memutuskan untuk entry buy pada area demand. Maka entry tersebut harus bisa memfasilitasi para pembeli dengan block pembelian yang kuat. Oleh sebab itu, mereka akan menggunakan strategi trading sebagai berikut:
Trader retail sebaiknya menunggu harga membuat Higher High yang kedua pada TF lebih kecil, setelah itu entry buy pada OTE Fibonacci. Jika terlambat entry pada TF lebih keci, Trader retail masih bisa entry pada TF utama yang menjadi acuan kerja.

Strategi entry zona demand versi kedua
Pasar pada umumnya akan membeli pada zona demand yang telah terbentuk sebelumnya, namun market maker memiliki rencana lain. Dalam hal ini, mereka berencana untuk membeli pada level yang lebih rendah dengan cara melakukan strategi likuiditas sebagai berikut:
Dalam hal ini, trader ritel harus menunggu pola struktur pasar yang baru. Ini akan mengkonfirmasikan perubahan tren dengan membentuk high kedua yang lebih tinggi.

Keputusan mengubah level perdagangan
Keputusan Market maker untuk mengubah level trading (transisi level), umumnya akan banyak menimbulkan manipulasi pada level tersebut. Yang terpenting adalah trader retail harus sabar menunggu pola market structure yang terbaru dari perubahan level tersebut sebelum melakukan entry.
Contohnya, Bank Sentral ingin mengubah fase downtrend pair GBP USD yang telah jenuh menjadi bullish pada harga 1.20000. Maka Bank Sentral harus membuat penawaran pembelian tertinggi sekitar 1.22500, sehingga bisa membuat pasar antusias untuk bergerak naik.
Setelah harga mencapai 1.22500, Bank sentral akan membeli dan menjualnya seketika (pinbar candle), untuk mengembalikan harga ke level semula. Bank sentral kemudian melakukan retracement, agar mereka bisa melakukan pembelian pada harga 1.20000 dengan target profit 1.25000.
Dalam hal ini, trader retail bisa mengikuti tahap retracement tersebut, dengan melakukan sell pada harga 1.22500. Sell dari trader retail sangat aman karena MM akan berupaya keras untuk mengembalikan harga pada awal trend.

Likuidasi Market Maker pada lokasi signifikan
Keputusan entry dari Market Maker yang lebih rumit adalah strategi likuidasi, sebelum mereka melakukan entry yang sebenarnya. Strategi likuidasi dari Market Maker meliputi akumulasi, manipulasi dan distribusi (AMD) pada rangkaian trading harian, mingguan dan bulanan.
Pada dasarnya, manipulasi adalah pola rejection pada lokasi signifikan, dengan tujuan membeli pada harga termurah atau menjual pada harga termahal. Likuiditas pada pola AMD pada level signifikan pada umumnya akan membentuk candle pinbar sebagai decision point.
BSL trading

Buy Stop Loss (BSL) trading sebenarnya adalah pola rejection atau reversal, yang terjadi pada resisten. BSL terbentuk dari candle bullish yang berusaha breakout resisten, namun terjadi rejection dalam candle tersebut (pinbar).
Pola rejaction pada level resistance tersebut pada akhirnya berhasil breakout pada support/low terdekat dari resistance. Keberhasilan harga ketika breakout support/low terdekat, adalah konfirmasi bahwa harga tidak akan naik lebih tinggi lagi.
SSL trading
SSL Trading pada dasarnya memiliki proses yang sama dengan BSL. tetapi untuk SSL trading dibalik saja prosesnya dan digunakan pada level support atau zona demand. Contoh bentuk dari pola SSL trading adalah sebagai berikut :

Baca juga : BSL SSL trading: likuidasi Stop Loss
Akumulasi, manipulasi dan distribusi
AMD adalah market structure yang berbentuk sebagai pola reversal, AMD sebenarnya adalah proses BSL atau SSL dari TF besar. Apabila BSL dan SSL tersebut terlihat dari TF kecil, maka akan membentuk pola AMD seperti dalam contoh gambar berikut ini:
Uptrend Bullish AMD

Pada area support atau zona demand, terbentuk candle pinbar atau pola engulfing (SSL) sebagai sinyal untuk keputusan entry buy. Untuk proses Downtrend silahkan di balik saja.
Baca juga : Akumulasi manipulasi distribusi trading forex (A8)
Kesimpulan
Apapun strategi trading yang Anda gunakan baik scalping, intraday atau swing, sebaiknya menunggu candle pinbar sebagai decision point dari MM. Namun tidak semua candle pinbar berfungsi dengan baik, karena lokasi yang tidak tepat dan hanya terbentuk di bawah TF H4.
Gunakan minimal TF H4 keatas sebagai acuan kerja dan arah trend, kemudian tunggu candle pinbar di zona supply atau demand. Untuk memfilter candle pinbar sebaiknya tunggu breakout H/L terdekat dari TF acuan, setelah terjadi BMS tunggu harga kembali ke order block. (gs)
feature image : Image by starline on Freepik